Menurut
Nitko & Brookhart (2007:296) ada enam pendekatan penaksiran diagnostik
terkait dengan masalah pembelajaran, yaitu:
1.
Pendekatan Profil Kekuatan
dan Kelemahan Kemampuan pada Suatu Bidang
Pada pendekatan ini,
suatu mata pelajaran dibagi ke dalam bagian-bagian, di mana masing-masing
bagian dianggap sebagai ciri atau kemampuan yang terpisah. Hasil diagnosis
dilaporkan sebagai suatu profil kekuatan dan kelemahan siswa. Langkah-langkah
berikut menggambarkan cara melakukan penaksiran diagnostik jenis ini. (a)
kenali dua atau lebih bidang kemampuan yang diinginkan untuk membuat profil
setiap siswa. Masing-masing bidang kemampuan seharusnya berhubungan dengan target
pembelajaran atas materi yang akan diajarkan. (b) Buatlah butir-butir untuk
mengukur konsep-konsep dasar pada masing-masing bidang.
2.
Pendekatan Mengidentifikasi
Kekurangan Pengetahuan Prasyarat
Pendekatan ini
mengeksplorasi apakah peserta didik tertinggal dikarenakan mereka tidak
memiliki pengetahuan atau keahlian khusus yang dibutuhkan untuk memahami
pelajaran yang akan datang. Langkah-langkan yang dapat dilakukan antara lain:
(a) Membuat suatu hierarki dari suatu target pembelajaran yang harus dicapai
oleh siswa. (b) Melakukan analisis untuk mengidentifikasi prasyarat-prasyarat
yang harus dipahami oleh siswa untuk mencapai target pembelajaran tersebut.
Untuk masing-masing prasyarat yang diidentifikasi, kemudian dianalisis lagi
sehingga diperoleh suatu hierarki prasyarat.
3.
Pendekatan Mengidentifikasi
Target-target Pembelajaran yang Tidak Dikuasai
Pendekatan ini
memusatkan penaksiran pada target-target yang penting dan spesifik dari tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Tes-tes pendek dibuat untuk mengukur keberhasilan
dari masing-masing target pembelajaran. Perbedaan antara pendekatan ini dengan
pendekatan yang kedua adalah
4.
Pendekatan
Pengidentifikasian Kesalahan Siswa
Tujuan pendekatan ini
adalah untuk mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan siswa. Ketika guru
mengklarifikasi kekeliruan siswa, selanjutnya guru dapat memberikan materi
remedial. Melakukan teknik wawancara adalah cara terbaik untuk menemukan banyak
kekeliruan pada siswa. Guru dapat meminta mereka untuk menjelaskan bagaimana
mereka menyelesaikan sebuah soal, menjelaskan mengapa mereka menjawab seperti
itu, memberitahukan aturan untuk menyelesaikan suatu soal.
5.
Pendekatan Mengidentifikasi
Struktur Pengetahuan Siswa
Cara pendekatan ini
dapat dilakukan dengan menggunakan peta konsep. Peta konsep adalah cara grafis
untuk merepresentasikan bagaimana seseorang siswa memahami hubungan
konsep-konsep yang utama dalam materi pembelajaran. Dengan menggunakan peta
konsep siswa dapat membuktikan bahwa dirinya memiliki pengetahuan yang
terorganisir dan serta menunjukkan hubungan antara satu konsep dengan konsep
yang lainnya.
6.
Pendekatan Mengidentifikasi
Kompetensi untuk Menyelesaikan Soal Cerita
Pendekatan ini berpusat
pada pada pengidentifikasian apakah siswa memahami komponen-komponen soal
cerita. Diagnosis dalam pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi peserta
didik yang tidak dapat menyelesaikan soal cerita dan apakah kekurangan mereka
terletak pada pengetahuan linguistik dan factual, pengetahuan skematis,
pengetahuan strategis, atau pengetahuan algoritmis.