Fajar (2004) mengemukakan bahwa portofolio
berasal dari bahasa Inggris “portfolio” yang
artinya dokumen atau surat-surat. Portofolio disini diartikan sebagai suatu
kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi
menurut panduan-panduan yang ditentukan.
Sedangkan Surapranata (2007)
menyebutkan bahwa secara umum penilaian potofolio merupakan kumpulan dokumen
berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga atau
sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan mengevaluasi perkembangan
suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada intinya, penilaian portofolio
merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang
tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik
untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu.
Uraian mengenai berbagai macam
keunggulan dan kelemahan penilaian portofolio diemukakan oleh Surapranata
(2007) sebagai berikut:
-
Keunggulan penilaian portofolio
a.
Perubahan paradigma penilaian
Perubahan paradigma penilaian adalah
dengan adanya perubahan membandingkan kedudukan kemampuan peserta didik
(berdasarkan grade, persentil, atau skor tes) kepada pengembangan kemampuan
peserta didik melalui umpan balik dan refleksi diri. Penilaian portofolio dapat
membakukan dan mengevaluasi kemampuan dan pengetahuan peserta didik sesuai
dengan harapan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di kelas. Penilaian
portofolio juga dapat menolong peserta didik untuk lebih bertanggung jawab
terhadap yang mereka kerjakan di kelas dan meningkatkan peran serta mereka
dalam kegiatan pembelajaran.
Penilaian portofolio menyajikan
pengertian yang lebih bermakna tentang perubahan perilaku peserta didik. Sebab,
penilaian portofolio lebih menekankan pada proses peruibahan kemampuan peserta
didik.
b.
Akuntabilitas
Penilaian portofolio seyogyanya
menekankan pada akuntabilitas (accountability).
Guru sebagai pendidik bertanggung jawab terhadap konstituen yaitu peserta
didik, orang tua, sekolah, dan masyarakat. Portofolio adalah salah satu
penilaian yang dapat dilaksanakan sebagai perwujudan penilaian yang bertanggung
jawab kepada konstituen dimaksud di atas. Proses seleksi evidence, hasil kerja, ataupun dokumen yang telah dikerjakan
peserta didik dalam penilaian. Dengan demikian, pertanggung jawaban akan lebih
mudah dilakukan dibanding dengan penilaian bentuk lainnya yang terkadang tidak
pernah melibatkan peserta didik.
Penilaian portofolio dapat mengatasi
kelemahan yang terjadi pada penilaian secara tradisional. Penilaian ini
memungkinkan penilaian yang lebih kompleks dibandingkan dengan apa yang dapat
dilakukan oleh penilaian secara tradisional.
c.
Peserta didik sebagai individu dan peran aktif
peserta didik
Ciri khas penilaian portofolio adalah
memungkinkan guru untuk melihat peserta didik sebagai individu, yang
masing-masing memiliki karakteristik, kebutuhan dan kelebihan tersendiri. Ciri
khas ini merupakan keunggulan dimana penilaian portofolio sangat berguna
manakala program evaluasi sangat fleksibel dan lebih menekankan pada tujuan
individual. Sebagai contoh misalnya tujuan umum pendidikan adalah meningkatkan
kemampuan sosial peserta didik, beberapa peserta didik mungkin memerlukan
tindakan yang lebih dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Salah satu
kelebihan portofolio adalah memungkinkan peran aktif dalam proses penilaian,
dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan mereka. Mengundang
peserta didik untuk melihat peningkatan kemampuan mereka sebagai pelajar.
d.
Identifikasi
Penilaian portofolio dapat menolong
guru untuk mendokumentasikan kebutuhan dan asset komunitas yang berminat.
Penilaian portofolio juga dapat mengklarifikasi dan mengidentifikasi program
pengajaran dan memungkinkan untuk mendokumentasikan “pemikiran” disamping
pengembangan program. Idealnya, proses untuk menentukan kriteria untuk
portofolio akan mengalir dengan sendirinya dari tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan dalam program pembelajaran. Namun demikian, dalam program
pembelajaran yang tujuan pembelajarannya tidak secara jelas dinyatakan,
pengembang program pengajaran mungkin dapat mengklarifikasi tentang tujuan
pembelajaran apa yang harus dicapai, dan hasil kerja peserta didik yang
bagaimana yang bisa diterima sebagai bahan portofolio. Dengan demikian,
kriteria portofolio akan berpengaruh terhadap penentuan tujuan pembelajaran (indikator pencapaian hasil belajar).
e.
Keterlibatan orang tua dan Masyarakat
Salah satu kelebihan penilaian
portofolo adalah sebagai alat komunikasi dengan adanya keterlibatan pihak luar
seperti guru, orang tua, komite sekolah dan masyarakat luas. Penilaian
portofolio melibatkan orang tua dan masyarakat untuk berperan serta dalam
melihat pencapaian kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan konteks
kurikulum dibandingkan dengan hanya melihat angka-angka tes yang selama ini
dihasilkan. Penilaian portofolio lebih bermakna dibandingkan dengan bentuk
penilaian lainnya mengingat adanya keterlibatan orang tua, komite sekolah dan
masyarakat luas.
f.
Penilaian diri
Salah satu kelebihan penilaian
portofolio adalah pengukuran dilakukan berdasarkan evidence peserta didik yang asli. Portofolio memungkinkan peserta
didik melakukan penilaian diri sendiri (self
evaluation), refleksi dan pemikiran yang kritis (critical thinking).
g.
Penilaian yang fleksibel
Penilaian portofolio memungkinkan
pengukuran yang fleksibel yang bergantung kepada indikator pencapaian hasil
belajar yang telah ditentukan.
h.
Tanggung Jawab Bersama
Penilaian portofolio memungkinkan guru
dan peserta didik secara bersama-sama bertanggung jawab untuk merancang proses
pembelajaran dan untuk mengevaluasi kemajuan belajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
i.
Keadilan
Portofolio adalah salah satu alat
penilaian yang ideal untuk kelas yang heterogen, yang sangat terbuka bagi guru
untuk menggambarkan kelebihan dan kekurangan peserta didik dan memantau perkembangan
mereka. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dengan mudah
menunjukkan kemampuan mereka sedangkan peserta didik yang memiliki kelemahan
dapat ditolong untuk meningkatkan kemampuan mereka dan menunjukkan usaha mereka
sesegera mungkin.
j.
Kriteria Penilaian
Dalam penilaian portofolio peserta
didik diberikan penghargaan (kredit) atas usaha mereka. Salah satu kekuatan
penilaian portofolio adalah memungkinkan hadiah bagi usaha dan perkembangan
kemampuan mereka, dimana tes tradisional tidak dapat dilakukan. Namun demikian,
hal ini tidak berarti bahwa peserta didik yang sudah berusaha keras,
berpenampilan kurang baik, lalu memperoleh nilai yang bagus, dimana usaha
mereka merupakan satu-satunya kriteria penilaian. Hasil pekerjaan peserta didik
akan dinilai semata-mata berdasarkan kriteria yang relevan dengan penampilan
mereka (misalnya dengan skala rating = rating
scale). Peserta didik yang kurang akan tetap memperoleh penghargaan,
sedangkan pencapaian keberhasilan yang optimal menjadi tujuan dari penilaian
portofolio ini.
Ketika tes sangat berbeda dari
aktivitas yang berlangsung di kelas,dan mungkin sangat efektif untuk kemampuan
berbahasa, penilaian portofolio dapat menolong guru untuk menilai kemampuan
peserta didik dalam kondisi yang normal. Dalam hal ini cara guru mengajar guru
tetaplah seperti biasa sekalipun penilaian portofolio dilaksanakan di kelas.
Yang perlu guru perhatikan adalah tetap melakukan proses pembelajaran sesuai
kemampuan peserta didik.
Guru dapat melihat perkembangan
kemampuan peserta didik mulai dari draft pertama sampai ke hasil akhir.
Terlebih lagi, setiap peserta didik dapat menunjukkan hasil pekerjaan mereka
dalam kartu komentar, halaman muka dan berbagai macam bentuk yang telah
disediakan. Perubahan kemampuan dan pekerjaan peserta didik dapat dilihat dari
waktu ke waktu.
-
Kelemahan
a.
Waktu Ekstra
Penilaian portofolio memerlukan kerja
ekstra dibandingkan dengan penilaian lain yang biasa guru lakukan. Tetapi untuk
guru yang menggunakan penilaian portofolio akan sangat dihargai dan terutama
akan dikenang baik oleh peserta didik. Sebab, melalui penilaian portofolio
peserta didik dapat meningkatkan motivasi, partisipasi aktif dalam proses
pembelajaran, bahkan meningkatkan kemampuan mereka. Hal yang menarik dalam
portofolio terletak bukan pada banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan
terutama dalam mengatur evidence peserta
didik, tetapi keterlibatan peserta didik dalam proses penilaian akan lebih
menggairahkan proses pembelajaran. Penilaian portofolio yang efektif memerlukan
perencanaan dan menjaga baik-baik catatan tentang peserta didik. Hal semacam
ini akan sangat cepat menjadi kebiasaan ketika guru sering menggunakan
penilaian portofolio.
Hal yang penting dalam penilaian
portofolio adalah adanya pertemuan antar guru dengan peserta didik yang
dilakukan secara rutin. Pertemuan semacam ini akan sulit dilakukan jika guru
melakukannnya secara frontal, tetapi akan sangat mungkin apabila dilakukan
sering dan menjadi kebiasaan diskusi dengan peserta didik secara individu
maupun kelompok. Tahapan ini sangat penting untuk mengembangkan dan menilai
kemampuan peserta didik,tetapi haruslah dilakukan dengan hati-hati khususnya
dalam pemberian nilai kepada peserta didik dan harus dilakukan sesegera
mungkin.
b.
Reliabilitas
Penilaian portofolio nampak agak
kurang reliabel dan kurang fair dibandingkan dengan penilaian lain yang
menggunakan angka seperti ulanagan harian, ulangan umum maupun ujian akhir
nasional yang menggunakan tes. Dengan demikian tidak diragukan lagi memang
penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan penilaian
bentuk lainnya. Penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik (self assesment) maupun oleh kelompok
peserta didik agak kurang reliabel. Oleh karena itu, latihan penilaian yang
dilakukan oleh peserta didik maupun kelompok peserta didik sangat diperlukan.
Dengan adanya latihan yang terus menerus,
terutama lagi apabila kriteria yang
disajikan sangat jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik, maka penilaian
yang reliable akan diperoleh, dan peserta didik akan terlatih bagaimana menjadi
penilai untuk pekerjaannya sendiri. Salah satu keuntungan yang diperoleh dalam
penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik adalah peserta didik
memahami dengan sendirinya kemampuan yang mereka miliki. Dengan demikian
diharapkan mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka. Hal ini sangat penting
untuk melatih kemampuan peserta didik, tetapi harus hati-hati jangan sampai
memberi nilai kepada peserta didik terlalu dini.
c.
Pencapaian Akhir
Guru memiliki
kecenderungan untuk memperhatikan hanya pencapaian akhir. Jika hal ini terjadi,
berarti proses penilaian portofolio tidak mendapat perhatian sewajarnya. Dengan
demikian, peserta didikpun akan hanya berorientasi pada pencapaian akhir
semata, dengan kecenderungan melakukan berbagai upaya dan strategi, dan bahkan
mungkin dengan menghalalkan segala cara. Dengan demikian, penggunaan penilaian
portofolio dalam hal ini tidak dapat mengubah sikap dan perilaku peserta didik,
yang sebenarnya diharapkan dapat terjadi dengan menjalani dan mengalami proses
pembelajarannya.
d.
Top-Down
Guru dan peserta didik
biasanya terjebak dalam suasana hubungan top-down,
yaitu guru menganggap segala tahu dan peserta didik selalu dianggap sebagai
objek yang harus dididik dan diberi tahu. Dengan demikian proses pembelajaran
menjadi satu arah yaitu peserta didik sebagai obyek yang diberi pengajaran
sedangkan guru adalah subyek yang memberi pelajaran (pendidikan). Apabila
kondisi ini terwujud, maka inovasi dan kreatifitas peserta didik yang menjadi
ciri khas penilaian portofolio akan hilang. Pada akhirnya peserta didik hanya
akan menjadi manusia penurut dan mengikuti perintah. Suasana pembelajaran akan
tidak bergairah. Segala sesuatu yang berlangsung dalam kelas akan sangat bergantung
kepada guru. Pada akhirnya, pendidikan hanya akan menghasilkan manusia-manusia
pasif, yang tidak memiliki inovasi dan kreatifitas.
e.
Skeptisme
Masyarakat, khususnya
orang tua peserta didik selama ini hanya mengenal keberhasilan anaknya hanya
pada angka-angka tes akhir (test scores),
peringkat dan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Sebaliknya, portofolio pada
hakekatnya tidak mengenal angka-angka dimaksud. Bahkan dalam penilaian
portofolio umumnya penggunaan angka sebagai hasil penilaian agak dihindari. Akibatnya,
orang tua terkadang bersikap skeptis dan lebih percaya pada tes selain
penilaian portofolio. Orang tua maupun peserta didik dan masyarakat pada
umumnya masih agak susah menerima kenyataan bahwa peserta didik tidak menerima
angka sebagai laporan hasil penilaian.
f.
Hal yang Baru
Penilaian portofolio
adalah sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu bukan tidak
mungkin kebanyakan guru atau bahkan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) belum mengenal penelitian portofolio. Mereka lebih mengenal bentuk
penilaian yang biasa dilakukan.
g.
Kriteria Penilaian dan
Analisis
Kelemahan utama dalam
penilaian portofolio tidak tersedianya kriteria penilaian. Ketika guru selesai
menentukan tujuan portofolio dan isi portofolio yang akan digunakan dalam
penilaian, maka guru harus membuat langsung kriteria penilaiannya. Kegiatan ini
nampak sebagai pekerjaan ekstra yang harus dilakukan oleh guru. Dalam
pengertian guru harus mengembangkan sendiri kriteria penilaiannya. Hal ini
terkadang akan menjadi beban bagi guru selain kriteria penilaian yang
dikembangkan terkadang tidak fair bagi semua peserta didik. Karena penggunaan
angka dalam penilaian portofolio agak dihindari, analisis terhadap penilaian
portofolio menjadi agak sulit dilakukan.
h.
Penerapan di Sekolah
Penilaian portofolio
terkadang sulit untuk diterapkan di sekolah yang lebih mengenal perbandingan
peserta didik melalui skor tes, peringkat dan yang lebih sering menggunakan tes
yang sudah baku seperti ulangan umum bersama atau ujian akhir nasional.
i.
Format Penilaian yang
Lengkap dan Detail
Penyediaan format yang
digunakan secara lengkap dan detail, dapat juga menjebak. Peserta didik akan
terjerumus dalam suasana yang kaku, yang pada akibatnya juga akan mematikan
inisiatif dan kreatifitas.
j.
Tempat Penyimpanan
Penilaian portofolio memerlukan tempat
penyimpanan evidence yang memadai,
apalagi bila jumlah peserta didik cukup besar. Oleh karena itu, guru perlu
mewaspadai beberapa hambatan tersebut. Apabila kondisi ini dapat diwaspadai dan
dihindari, maka penggunaan penilaian portofolio akan bermanfaat sebagai salah
satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, sebagiamana yang diharapkan.
Pustaka
Pustaka
Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, S., &
Abdul Jabar, C. S. (2007). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Fajar, A. (2004). Portofolio
dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Herliani, E., &
Indrwati. (2009). Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SMP. Jakarta:
PPPPTK IPA.
Purwanto, M. N. (2009). Prinsip-Prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, W. (2009). Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: KENCANA.
Sudjana, N. (2008). Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Surapranata, S., &
Hatta, M. (2007). Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar