Selasa, 22 April 2014

Penilaian Portofolio


http://ashleytipton.weebly.com/uploads/5/2/8/1/5281929/7591617.jpg

    Fajar (2004) mengemukakan bahwa portofolio berasal dari bahasa Inggris “portfolio” yang artinya dokumen atau surat-surat. Portofolio disini diartikan sebagai suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.
Sedangkan Surapranata (2007) menyebutkan bahwa secara umum penilaian potofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan mengevaluasi perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada intinya, penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.
Uraian mengenai berbagai macam keunggulan dan kelemahan penilaian portofolio diemukakan oleh Surapranata (2007) sebagai berikut:
-          Keunggulan penilaian portofolio
a.       Perubahan paradigma penilaian
Perubahan paradigma penilaian adalah dengan adanya perubahan membandingkan kedudukan kemampuan peserta didik (berdasarkan grade, persentil, atau skor tes) kepada pengembangan kemampuan peserta didik melalui umpan balik dan refleksi diri. Penilaian portofolio dapat membakukan dan mengevaluasi kemampuan dan pengetahuan peserta didik sesuai dengan harapan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di kelas. Penilaian portofolio juga dapat menolong peserta didik untuk lebih bertanggung jawab terhadap yang mereka kerjakan di kelas dan meningkatkan peran serta mereka dalam kegiatan pembelajaran.
Penilaian portofolio menyajikan pengertian yang lebih bermakna tentang perubahan perilaku peserta didik. Sebab, penilaian portofolio lebih menekankan pada proses peruibahan kemampuan peserta didik.
b.      Akuntabilitas
Penilaian portofolio seyogyanya menekankan pada akuntabilitas (accountability). Guru sebagai pendidik bertanggung jawab terhadap konstituen yaitu peserta didik, orang tua, sekolah, dan masyarakat. Portofolio adalah salah satu penilaian yang dapat dilaksanakan sebagai perwujudan penilaian yang bertanggung jawab kepada konstituen dimaksud di atas. Proses seleksi evidence, hasil kerja, ataupun dokumen yang telah dikerjakan peserta didik dalam penilaian. Dengan demikian, pertanggung jawaban akan lebih mudah dilakukan dibanding dengan penilaian bentuk lainnya yang terkadang tidak pernah melibatkan peserta didik.
Penilaian portofolio dapat mengatasi kelemahan yang terjadi pada penilaian secara tradisional. Penilaian ini memungkinkan penilaian yang lebih kompleks dibandingkan dengan apa yang dapat dilakukan oleh penilaian secara tradisional.
c.       Peserta didik sebagai individu dan peran aktif peserta didik
Ciri khas penilaian portofolio adalah memungkinkan guru untuk melihat peserta didik sebagai individu, yang masing-masing memiliki karakteristik, kebutuhan dan kelebihan tersendiri. Ciri khas ini merupakan keunggulan dimana penilaian portofolio sangat berguna manakala program evaluasi sangat fleksibel dan lebih menekankan pada tujuan individual. Sebagai contoh misalnya tujuan umum pendidikan adalah meningkatkan kemampuan sosial peserta didik, beberapa peserta didik mungkin memerlukan tindakan yang lebih dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Salah satu kelebihan portofolio adalah memungkinkan peran aktif dalam proses penilaian, dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan mereka. Mengundang peserta didik untuk melihat peningkatan kemampuan mereka sebagai pelajar.
d.      Identifikasi
Penilaian portofolio dapat menolong guru untuk mendokumentasikan kebutuhan dan asset komunitas yang berminat. Penilaian portofolio juga dapat mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pengajaran dan memungkinkan untuk mendokumentasikan “pemikiran” disamping pengembangan program. Idealnya, proses untuk menentukan kriteria untuk portofolio akan mengalir dengan sendirinya dari tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dalam program pembelajaran. Namun demikian, dalam program pembelajaran yang tujuan pembelajarannya tidak secara jelas dinyatakan, pengembang program pengajaran mungkin dapat mengklarifikasi tentang tujuan pembelajaran apa yang harus dicapai, dan hasil kerja peserta didik yang bagaimana yang bisa diterima sebagai bahan portofolio. Dengan demikian, kriteria portofolio akan berpengaruh terhadap penentuan tujuan pembelajaran (indikator pencapaian hasil belajar).
e.      Keterlibatan orang tua dan Masyarakat
Salah satu kelebihan penilaian portofolo adalah sebagai alat komunikasi dengan adanya keterlibatan pihak luar seperti guru, orang tua, komite sekolah dan masyarakat luas. Penilaian portofolio melibatkan orang tua dan masyarakat untuk berperan serta dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan konteks kurikulum dibandingkan dengan hanya melihat angka-angka tes yang selama ini dihasilkan. Penilaian portofolio lebih bermakna dibandingkan dengan bentuk penilaian lainnya mengingat adanya keterlibatan orang tua, komite sekolah dan masyarakat luas.
f.        Penilaian diri
Salah satu kelebihan penilaian portofolio adalah pengukuran dilakukan berdasarkan evidence peserta didik yang asli. Portofolio memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri sendiri (self evaluation), refleksi dan pemikiran yang kritis (critical thinking).
g.       Penilaian yang fleksibel
Penilaian portofolio memungkinkan pengukuran yang fleksibel yang bergantung kepada indikator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan.
h.      Tanggung Jawab Bersama
Penilaian portofolio memungkinkan guru dan peserta didik secara bersama-sama bertanggung jawab untuk merancang proses pembelajaran dan untuk mengevaluasi kemajuan belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
i.         Keadilan
Portofolio adalah salah satu alat penilaian yang ideal untuk kelas yang heterogen, yang sangat terbuka bagi guru untuk menggambarkan kelebihan dan kekurangan peserta didik dan memantau perkembangan mereka. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dengan mudah menunjukkan kemampuan mereka sedangkan peserta didik yang memiliki kelemahan dapat ditolong untuk meningkatkan kemampuan mereka dan menunjukkan usaha mereka sesegera mungkin.
j.        Kriteria Penilaian
Dalam penilaian portofolio peserta didik diberikan penghargaan (kredit) atas usaha mereka. Salah satu kekuatan penilaian portofolio adalah memungkinkan hadiah bagi usaha dan perkembangan kemampuan mereka, dimana tes tradisional tidak dapat dilakukan. Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa peserta didik yang sudah berusaha keras, berpenampilan kurang baik, lalu memperoleh nilai yang bagus, dimana usaha mereka merupakan satu-satunya kriteria penilaian. Hasil pekerjaan peserta didik akan dinilai semata-mata berdasarkan kriteria yang relevan dengan penampilan mereka (misalnya dengan skala rating = rating scale). Peserta didik yang kurang akan tetap memperoleh penghargaan, sedangkan pencapaian keberhasilan yang optimal menjadi tujuan dari penilaian portofolio ini.
Ketika tes sangat berbeda dari aktivitas yang berlangsung di kelas,dan mungkin sangat efektif untuk kemampuan berbahasa, penilaian portofolio dapat menolong guru untuk menilai kemampuan peserta didik dalam kondisi yang normal. Dalam hal ini cara guru mengajar guru tetaplah seperti biasa sekalipun penilaian portofolio dilaksanakan di kelas. Yang perlu guru perhatikan adalah tetap melakukan proses pembelajaran sesuai kemampuan peserta didik.
Guru dapat melihat perkembangan kemampuan peserta didik mulai dari draft pertama sampai ke hasil akhir. Terlebih lagi, setiap peserta didik dapat menunjukkan hasil pekerjaan mereka dalam kartu komentar, halaman muka dan berbagai macam bentuk yang telah disediakan. Perubahan kemampuan dan pekerjaan peserta didik dapat dilihat dari waktu ke waktu.
http://eandt.theiet.org/magazine/2012/02/images/640_asleep-desk.jpg
 
-          Kelemahan
a.       Waktu Ekstra
Penilaian portofolio memerlukan kerja ekstra dibandingkan dengan penilaian lain yang biasa guru lakukan. Tetapi untuk guru yang menggunakan penilaian portofolio akan sangat dihargai dan terutama akan dikenang baik oleh peserta didik. Sebab, melalui penilaian portofolio peserta didik dapat meningkatkan motivasi, partisipasi aktif dalam proses pembelajaran, bahkan meningkatkan kemampuan mereka. Hal yang menarik dalam portofolio terletak bukan pada banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan terutama dalam mengatur evidence peserta didik, tetapi keterlibatan peserta didik dalam proses penilaian akan lebih menggairahkan proses pembelajaran. Penilaian portofolio yang efektif memerlukan perencanaan dan menjaga baik-baik catatan tentang peserta didik. Hal semacam ini akan sangat cepat menjadi kebiasaan ketika guru sering menggunakan penilaian portofolio.
Hal yang penting dalam penilaian portofolio adalah adanya pertemuan antar guru dengan peserta didik yang dilakukan secara rutin. Pertemuan semacam ini akan sulit dilakukan jika guru melakukannnya secara frontal, tetapi akan sangat mungkin apabila dilakukan sering dan menjadi kebiasaan diskusi dengan peserta didik secara individu maupun kelompok. Tahapan ini sangat penting untuk mengembangkan dan menilai kemampuan peserta didik,tetapi haruslah dilakukan dengan hati-hati khususnya dalam pemberian nilai kepada peserta didik dan harus dilakukan sesegera mungkin.
b.      Reliabilitas
Penilaian portofolio nampak agak kurang reliabel dan kurang fair dibandingkan dengan penilaian lain yang menggunakan angka seperti ulanagan harian, ulangan umum maupun ujian akhir nasional yang menggunakan tes. Dengan demikian tidak diragukan lagi memang penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan penilaian bentuk lainnya. Penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik (self assesment) maupun oleh kelompok peserta didik agak kurang reliabel. Oleh karena itu, latihan penilaian yang dilakukan oleh peserta didik maupun kelompok peserta didik sangat diperlukan. Dengan adanya latihan yang terus menerus,  terutama lagi apabila kriteria yang disajikan sangat jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik, maka penilaian yang reliable akan diperoleh, dan peserta didik akan terlatih bagaimana menjadi penilai untuk pekerjaannya sendiri. Salah satu keuntungan yang diperoleh dalam penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik adalah peserta didik memahami dengan sendirinya kemampuan yang mereka miliki. Dengan demikian diharapkan mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka. Hal ini sangat penting untuk melatih kemampuan peserta didik, tetapi harus hati-hati jangan sampai memberi nilai kepada peserta didik terlalu dini.
c.       Pencapaian Akhir
Guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan hanya pencapaian akhir. Jika hal ini terjadi, berarti proses penilaian portofolio tidak mendapat perhatian sewajarnya. Dengan demikian, peserta didikpun akan hanya berorientasi pada pencapaian akhir semata, dengan kecenderungan melakukan berbagai upaya dan strategi, dan bahkan mungkin dengan menghalalkan segala cara. Dengan demikian, penggunaan penilaian portofolio dalam hal ini tidak dapat mengubah sikap dan perilaku peserta didik, yang sebenarnya diharapkan dapat terjadi dengan menjalani dan mengalami proses pembelajarannya.
d.      Top-Down
Guru dan peserta didik biasanya terjebak dalam suasana hubungan top-down, yaitu guru menganggap segala tahu dan peserta didik selalu dianggap sebagai objek yang harus dididik dan diberi tahu. Dengan demikian proses pembelajaran menjadi satu arah yaitu peserta didik sebagai obyek yang diberi pengajaran sedangkan guru adalah subyek yang memberi pelajaran (pendidikan). Apabila kondisi ini terwujud, maka inovasi dan kreatifitas peserta didik yang menjadi ciri khas penilaian portofolio akan hilang. Pada akhirnya peserta didik hanya akan menjadi manusia penurut dan mengikuti perintah. Suasana pembelajaran akan tidak bergairah. Segala sesuatu yang berlangsung dalam kelas akan sangat bergantung kepada guru. Pada akhirnya, pendidikan hanya akan menghasilkan manusia-manusia pasif, yang tidak memiliki inovasi dan kreatifitas.
e.      Skeptisme
Masyarakat, khususnya orang tua peserta didik selama ini hanya mengenal keberhasilan anaknya hanya pada angka-angka tes akhir (test scores), peringkat dan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Sebaliknya, portofolio pada hakekatnya tidak mengenal angka-angka dimaksud. Bahkan dalam penilaian portofolio umumnya penggunaan angka sebagai hasil penilaian agak dihindari. Akibatnya, orang tua terkadang bersikap skeptis dan lebih percaya pada tes selain penilaian portofolio. Orang tua maupun peserta didik dan masyarakat pada umumnya masih agak susah menerima kenyataan bahwa peserta didik tidak menerima angka sebagai laporan hasil penilaian.
f.        Hal yang Baru
Penilaian portofolio adalah sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu bukan tidak mungkin kebanyakan guru atau bahkan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) belum mengenal penelitian portofolio. Mereka lebih mengenal bentuk penilaian yang biasa dilakukan.
g.       Kriteria Penilaian dan Analisis
Kelemahan utama dalam penilaian portofolio tidak tersedianya kriteria penilaian. Ketika guru selesai menentukan tujuan portofolio dan isi portofolio yang akan digunakan dalam penilaian, maka guru harus membuat langsung kriteria penilaiannya. Kegiatan ini nampak sebagai pekerjaan ekstra yang harus dilakukan oleh guru. Dalam pengertian guru harus mengembangkan sendiri kriteria penilaiannya. Hal ini terkadang akan menjadi beban bagi guru selain kriteria penilaian yang dikembangkan terkadang tidak fair bagi semua peserta didik. Karena penggunaan angka dalam penilaian portofolio agak dihindari, analisis terhadap penilaian portofolio menjadi agak sulit dilakukan.
h.      Penerapan di Sekolah
Penilaian portofolio terkadang sulit untuk diterapkan di sekolah yang lebih mengenal perbandingan peserta didik melalui skor tes, peringkat dan yang lebih sering menggunakan tes yang sudah baku seperti ulangan umum bersama atau ujian akhir nasional.
i.         Format Penilaian yang Lengkap dan Detail
Penyediaan format yang digunakan secara lengkap dan detail, dapat juga menjebak. Peserta didik akan terjerumus dalam suasana yang kaku, yang pada akibatnya juga akan mematikan inisiatif dan kreatifitas.
j.        Tempat Penyimpanan 
      Penilaian portofolio memerlukan tempat penyimpanan evidence yang memadai, apalagi bila jumlah peserta didik cukup besar. Oleh karena itu, guru perlu mewaspadai beberapa hambatan tersebut. Apabila kondisi ini dapat diwaspadai dan dihindari, maka penggunaan penilaian portofolio akan bermanfaat sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, sebagiamana yang diharapkan.

Pustaka


Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, S., & Abdul Jabar, C. S. (2007). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Fajar, A. (2004). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Herliani, E., & Indrwati. (2009). Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SMP. Jakarta: PPPPTK IPA.
Purwanto, M. N. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, W. (2009). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: KENCANA.
Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Surapranata, S., & Hatta, M. (2007). Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar